Laman

Minggu, 06 Mei 2012

Goodbye Yoga Satria Nugraha (True Story)

Dear Diary. . .

   "Hari ini aku lebih banyak mengeluarkan air mata dari biasanya. Aku lebih banyak menjerit di dalam hati karena aku tak mau orang lain melihatku menjerit menyebut-nyebut namanya!"

   Jum'at (4 Mei 2012) Seperti biasa, aku bangun pagi lalu menonton acara tv favoritku sambil sesekali memandang Timeline Twitter di handphone-ku. Lalu tiba-tiba seorang temanku me-mention ku secara mendadak. Aku sempat bingung, mengapa dia tiba-tiba menyakan sahabatku. Ternyata, kabar buruk yang ia sampaikan. Aku setengah shock dan tidak menyangka sahabat yang sudah kuanggap seperti kakak sendiri itu tenggelam lalu hilang di laut selatan, Pantai Pangandaran sore kemarin (Kamis, 3 Mei 2012). Jantungku berdegup dengan kencang, aku sangat panik dan tidak bisa tenang. Aku berusaha mencari informasi yang jelas dengan bertanya ke berbagai sumber. Ternyata memang benar, ia tenggelam dan sampai saat ini belum ditemukan. Aku terus berdoa dan berdoa semoga sahabatku itu segera ditemukan dalam kondisi bernyawa, Aku terus berfikir positif dan optimis sahabatku itu bisa bertahan di tengah dinginnya laut yang gelap. Aku sangat resah dan tidak tenang sampai tidak bisa tidur karena memikirkan sahabat terbaikku itu hingga pagi.

   Sabtu (5 Mei 2012) Keesokan harinya, aku bangun dari tidurku dengan sangat berat karena aku hanya tidur beberapa jam saja. Aku segera mengambil handphone-ku dan melihat 'Mention'. Saat aku membaca mention dari temanku, aku sangat tercengang. Tubuhku bergemetar, tanganku lemas memegang handphone, mataku mulai mengeluarkan air mata dengan sangat deras dari biasanya. Aku sangat shock dan tidak bisa berkata apa-apa. Sahabatku, ditemukan tadi pagi dengan kondisi... tidak bernyawa. Aku bergegas lari ke kamar tidur lalu menjatukan kepalaku diatas bantal kotak yang bisa menutupi semua wajahku yang memerah. Aku menangis sangat deras dengan hati yang sangat tidak enak. Bantal yang kupakai untuk menangis menjadi basah seperti tisu yang dicelupkan ke bak mandi. Aku menjerit menyebut-nyebut namanya dengan rasa sangat tidak percaya dengan kenyataan. Aku bergegas bangun dengan tubuh gemetar lalu mengambil handuk lalu menuruni tangga menuju kamar mandi dengan terus-menerus menangis. Aku tidak menghiraukan keluargaku yang kebingungan menatapku yang menangis. Setelah selesai mandi, aku bergegas berpakaian lalu membawa peralatan shalat lalu pergi ke salah satu rumah temanku yang dekat dengan keluarga sahabatku untuk mengetahui kabar yang lebih jelas dengan menggunakan sepeda gunungku.  

   Sesampai di rumah temanku, aku menanyakan kapan jenazah sahabatku itu tiba di rumahnya. Ternyata jenazahnya akan tiba sore ini karena Pangandaran lumayan jauh dari kota Bandung. Di rumah temanku, aku mulai curhat tentang bagaimana awal aku bertemu sahabtku itu sampai bernostalgia mengenang kenangan-kenangan yang banyak aku alami dengan sahabatku itu. Sesekali kami menangis karena sedih mengenang kengangan yang terlalu sulit untuk dilupakan. Sambil menunggu sore, kami terus berdoa dan berdoa untuk sahabtku itu. Setelah sore tiba, sekitar pukul 15.30 kami berangkat menuju rumah sahabatku. Sesampai disana, mobil jenazah baru tiba. Saat bagasi mobil jenazah dibuka, aku mulai gemetar. Lalu peti mati berwarna coklat tua dikeluarkan, disitulah aku mulai tak kuasa menahan tangis. Peti itu dibawa ke rumah sahabatku. Aku hanya bisa melihat dari luar rumah karena padatnya orang-orang yang juga ingin melihat sepertiku. Setelah didoakan, peti mati itu diangkat lalu dibawa ke masjid terdekat sambil disemprotkan pewangi untuk menyamarkan bau. Peti itu diletakkan di depan imam. Lalu kami ikut untuk sholatkan jenazah sahabtku. Setelah disholatkan, peti itu dibawa lalu dimasukkan ke dalam bagasi mobil jenazah. Mobil itu membawa peti menuju tempat pemakaman umum di daerah taman makam pahlawan. 
   
   Aku berserta teman-teman sahabatku ikut mengiringi mobil jenazah menuju pemakaman. Sesampainya di pemakaman, aku turun dari motor lalu ikut mengiringi peti mati yang dibawa oleh beberapa orang. Pemakamannya sungguh indah, cocok untuk orang shaleh seperti sahabatku itu. Banyak pohon rindang dan kebetulan lubang kuburnya ada di bagian atas jadi udara dingin lebih terasa. Peti diletakkan disebelah lubang kubur. Aku berdiri tepat disebelah lubang kubur sambil menatap dengan sedih ke peti mati coklat itu. Peti mati mulai dibuka dan perlahan jenazah mulai diangkat dan perlahan dimasukkan ke dalam lubang kubur. Orang-orang yang menyaksikan peristiwa iu mulai menangis termasuk aku. Aku sangat sedih orang yang sudah kuanggap kakak itu akan tidur dibawah tanah yang gelap tanpa cahaya matahari, tidak akan bisa tertawa lagi, tidak akan bisa berceloteh dan tidak bisa melihat bumi yang indah dikemudian hari lagi. Kuburan pun ditutup dengan tanah dengan merata, lalu salah satu tukang gali kubur menancapkan kayu nisan di atas kuburannya. Dalam hati aku mulai berdoa untuknya agar diberi kenikmatan di dalam alam kubur dan dijauhi dari siksa kubur. Saat aku sedang menatapi kuburannya, tiba-tiba ada seorang gadis cantik memakai kerudung menepuk bahuku. Ia bertanya memastikan bahwa benar aku yang bernama nadya. Setelah itu dia mengajakku duduk diatas sebuah kuburan, sepertinya ia ingin menyampaikan sesuatu. Ternyata ia menyampaikan pesan-pesan dari sahabtku itu (maaf tdk diceritakan karena ini sangat pribadi). Setelah itu aku mulai mendekat ke kuburannya lalu mencium nisannya sambil membisikkan sesuatu, yah sesuatu itu hanya allah,sahabatku,dan aku yang tahu. Setelah itu aku berpamitan dengan gadis yang menepuk bahuku. Aku keluar dari tempat pemakaman lalu bergegas pulang karena hari sudah mulai gelap. Sejak saat itu, aku berjanji untuk terus mendoakan sahabtku itu disetiap sujudku dan setiap aku selesai shalat. Dan aku juga berjanji akan berziarah ke makamnya sebulan sekali setiap tanggal 3 seumur hidupku.

Selamat jalan kakak terbaiku sekaligus sahabat terbaikku, Yoga Satria Nugraha :')



Rest In Peace

 - Yoga Satria Nugraha -

10 September 1994 - 3 Mei 2012



Halaman ini saya persembahkan untuk fans no.1 blog saya, yaitu Alm. Yoga Satria Nugraha sendiri :)
berkat blog ini, kami dipertemukan di sebuah jejaring sosial dan menjadi teman dekat.


Bagi yang masih tidak percaya/penasaran, silahkan klik beberapa link dibawah ini ;) :

Berita "Yoga Satria Nugraha" belum ditemukan :

Berita "Yoga Satria Nugraha" ditemukan :

Berita "Sisi baik dari seorang Yoga Satria Nugraha :